Abu Bakar As-Shiddiq

Abu Bakar As-Shiddiq



A. Abu Bakar memeluk islam

Sebelum masuk Islam, Abu Bakar bernama Abdul Ka'bah, Sesudah masuk Islam nama Abdul Ka'bah diganti oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Abu Bakar adalah nama yang diberikan kaum muslimin kepadanya karena ia segera masuk Islam. Abu berarti Bapak, Bakar berarti dengan segera.

Abu Bakar diberi gelar As-Shiddiq (yang membenarkan), karena ia selalu membenarkan semua yang dikatakan oleh Rasulullah SAW, terutama peristiwa Isra Mi'raj. Abu Bakar dilahirkan tahun 573 M, dua tahun sesudah penyerbuan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah yang dipimpin Abrahah dari Yaman. Dengan demikian, ia dua tahun lebih muda dari usia Nabi SAW, karena Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tahun Gajah (Fiil), yaitu 571 M.

Mata pencaharian Abu Bakar ialah berdagang, terutama berdagang kain katun yang amat digemari orang pada waktu itu. Karena perangainya yang lemah lembut disertai pandainya bergaul dengan setiap orang membuat usahanya maju. Setelah Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah dan bertempat tinggal satu lorong dengan Abu Bakar, tumbuhlah ikatan perkenalan dan persahabatan antara mereka berdua. Keadaan seperti ini semakin hari semakin kuat dan erat.

Ketika Muhammad diangkat menjadi rasul, Abu Bakar merupakan sahabat pertama yang diingat Rasulullah SAW untuk menceritakan dan menyampaikan wahyu yang beliau terima. Lalu Rasul mengajak Abu Bakar untuk masuk Islam. Abu Bakar langsung menerima dengan baik tanpa ragu sedikitpun. Sejak itulah Abu Bakar menjadi sahabat setia Rasulullah SAW. Ikut bersama-sama memperjuangkan Islam ditengah masyarakat yang masih berpegang teguh pada adat istiadat dan kepercayaan jahiliah, sehingga banyak sahabat terkenal masuk Islam atas ajakan Abu Bakar seperti Usman Bin Affan, Abdurrahman Bin Auf, Talhah Bin Ubaidillah, Saad Bin Abi Waqas, Zubair Bin Awwam, Abu Ubaidah Bin Jarrah, Abdullah Bin Mas'ud dan Arqom Bin Abil Arqom.

B. Abu Bakar Diangkat menjadi khalifah

Ketika Rasulullah wafat, orang Anshor sedang merundingkan pengganti Rasulullah dalam memimpin pemerintahan dan umat. Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Abu Ubaddah bin Jarrah mendatangi pertemuan mereka dibalai pertemuan Sa'idah (Tsaqifah Bani Saidah).

Dalam pertemun itu terjadi perdebatan mengenai siapa yang pantas ditetapkan sebagai khalifah yang menggantikan Rasulullah dalam memimpin pemerintahan dan umat. Semula kaum Anshor bertahan agar khalifah berasal dari pihak mereka, tetapi akhirnya semua sepakat bahwa Abu Bakar yang paling tepat sebagai khalifah. Abu Bakar dibai'at sebagai khalifah pertama pada tahun 11 H atau 632 M, setelah kaum Muhajirin dan Anshor membai'at, Abu Bakar kemudian berpidato sebagai berikut: "Wahai manusia ! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, maka jika aku menjalankan tugasku dengan baik ikutilah aku, tetapi jika aku berbuat salah maka luruskanlah, hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah SWT dan Rasulnya. Tetapi bilamana aku tidak mentaati Allah dan rasulNya, kamu tidak perlu mentaatiku."

C. Langkah-langkah Kebijakan Abu Bakar

  1. Menumpas Nabi Palsu, Ada empat orang yang menamakan dirinya sebagai nabi, yaitu Musallamah Al-Kazab dari Bani Hanifah di Yamamah, Sajah Tamimiyah dari Bani Tamim, Al-Aswad Al-Anshi dari Yaman, dan Tulaihah bin Khuwailid dari Bani Asad di Najed. Khalifah Abu Bakar menugaskan pasukan Islam untuk menumpas mereka dan pengikut-pengikutnya, Penumpasan itu berhasil dengan gemilang di bawah panglima Khalid bin Walid. Musailamah dibunuh oleh Wahsy, Al-Aswad dibunuh oleh isterinya sendiri, Tulaihah dan Sajah lari dan menyembunyikan diri. 
  2. Memberantas Kaum Murtad. Berita wafatnya Rasulullah SAW, berakibat menggoyahkan iman bagi orang-orang Islam yang masih tipis imannya. Banyak orang menyatakan dirinya keluar dari Islam (murtad), tidak mau shalat dan tidak lagi membayar zakat. Abu Bakar berunding dengan para sahabat yang lain dalam menghadapi para kaum murtad itu. Mereka sepakat menyeru agar bertaubat, jika tidak mau sadar, mereka akan dihadapi dengan menggunakan kekerasan. Tindakan tegas kaum muslimin itu dapat melumpuhkan kekuatan kaum murtad, sehingga mereka kembali mentaati perintah syariat Islam. Abu Bakar berhasil dalam usaha ini, sehingga wilayah Islam utuh kembali.
  3. Menghadapi Kaum yang Ingkar Zakat, Banyak diantara kaum muslimin yang pemahaman mereka terhadap hukum Islam belum mendalam dan imannya masih tipis, mereka beranggapan bahwa kewajiban berzakat semata-mata untuk nabi. Karena nabi telah wafat, maka bebaslah mereka dari kewajiban berzakat. Padahal zakat adalah salah satu rukun Islam yang harus ditegakkan. Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat menghadapi kaum yang ingikar zakat itu. Meskipun keputusan musyawarah itu tidak bulat, Abu Bakar tetap teguh pada pendiriannya bahwa kewajiban zakat harus dilaksanakan. Mereka yang membangkang harus diperangi. Sebelum pasukan muslimin dikerahkan, Abu Bakar terlebih dahulu mengirimkan surat kepada pembangkang agar kembali ke Islam. Namun sebagian besar mereka tetap bersikeras. Oleh karena itu, pasukan muslimin pun dikerahkan dan dalam waktu yang relatif singkat pasukan Abu Bakar telah berhasil dengan gemilang. Dengan berhasilnya pasukan muslimin ini, keadaan Negara Arab kembali tenang dan suasana kehidupan umat Islam pun kembali damai. Seluruh kabilah taat kembali membayar zakat sebagaimana pada masa Rasulullah SAW.
  4. Membukukan Al-Qur'an yang terpisah-pisah tempatnya dalam sebuah mushaf. 
  5. Menyatukan wilayah Arab dibawah panji-panji Islam.
  6. Memantapkan stabilitas yang dinamik dalam pemerintahan Islam di dalam negeri. 
  7. Mengawali sukses besar dalam perluasan wilayah diluar wilayah Arab, yaitu di Syam (Syiria)

Pada saat pertempuran di Ajnadain negeri Syam berlangsung, khalifah Abu Bakar menderita sakit. Setelah memerintah selama 2 tahun 3 bulan 10 hari, Khalifah Abu Bakar wafat pada tanggal 21 Jumadil Akhir tahun 13 H/22 Agustus 634 Masehi.

LihatTutupKomentar